11.9.11

Cinta

Cinta....
Lebih dari sekedar pelukan, ciuman dan rasa suka.
Lebih dari sekedar perasaan emosional semata.

Cinta...
Sesuatu yang indah..
Menghadirkan semua rasa
Datang tak kentara
Pergi meninggalkan jejak - jejak makna.

Cinta adalah ketika kehilangan gairah, rasa dan romantika
namun tetap peduli padanya..

Cinta adalah keihklasan hati yang memberi tanpa peduli
terbalas indah atau berakhir kecewa.

Hutang Nyawa, Hutang Budi dan Balas Budi

Dunia ini sungguh aneh, sangat aneh. Begitu banyak hutang disana sini. Bukan hanya hutang materi yang dapat dijumlah tetapi juga hutang – hutang yang bersifat abstrak. Yang pertama “Hutang Nyawa” Setiap hari terjadi pembunuhan (silahkan baca Koran) si A menghilangkan nyawa si B, karena si B keluarga si C, maka si C menganggap si A berhutang nyawa. Hutang materi bisa dijumlah, bisa dikalkulasi sehingga bisa dihitung dan dibayar. Bagaimana dengan “Hutang Nyawa”  Apakah setiap hutang nyawa harus dibayar dengan nyawa???? Bila hutang nyawa dibayar dengan nyawa, sampai kapan hutang tersebut akan lunas??

Kemudian yang kedua adalah “Hutang Budi”, dalam kehidupan ini kita diajarkan untuk saling menolong, saling memberi, saling membantu terhadap sesama (ini adalah pelajaran yang ditanamkan sejak sekolah dasar). Seharusnya ini adalah hal yang lumrah. Ketika seseorang butuh bantuan dan kita bisa membantu ya kita bantu. Semua orang pernah membantu orang lain. Semua orang pernah menerima bantuan dari orang lain. Ini adalah hukum alam. Ini bukan hal yang mulia tetapi hal yang sangat manusiawi sekali. Konsep Hutang Budi timbul karena manusia memiliki rasa, memiliki emosi, dan memiliki nurani. Ketika ditolong, ia ingin membalas pertolongan tersebut. Sebuah konsep yang sangat baik dan sangat indah. Ada sebuah cerita yang sangat indah tentang Hutang Budi dan Balas Budi ini.

Ada seorang anak lelaki miskin.
Ia sangat kelaparan, tapi tak punya uang. Anak itu memutuskan mengetuk pintu sebuah rumah utk meminta makanan.
Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka oleh seorang gadis muda. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya meminta segelas air.
Gadis itu tahu, anak ini pasti lapar. Maka,ia membawakan segelas besar susu.
“Berapa harga segelas susu ini? " tanya anak lelaki itu
”Ibu mengajarkan kami, jangan minta bayaran atas perbuatan baik kami " jawab si gadis muda itu
“Aku berterima kasih dari hati yang paling dalam. " balas anak lelaki itu

Sekian tahun berlalu..
Gadis itu tumbuh menjadi wanita dewasa dan mengalami sakit kronis..
Dokter di kota kecilnya angkat tangan. Ia dibawa ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis. Dokter Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan.
Pada saat mendengar nama kota asal wanita itu, terbersit pancaran aneh dimata dokter tersebut.
Bergegas ia turun dari kantornya dilantai atas menuju kamar wanita tersebut.
Dalam balutan baju putih kedokterannya, ia langsung mengenali wanita itu.
Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya wanita itu bisa disembuhkan.
Wanita itu menerima amplop tagihan RS dalam ketakutan. Ia tak akan mampu membayar, meski dicicil seumur hidup. Dengan tangan bergetar, ia membuka amplop itu, dan menemukan catatan dipojok atas tagihan...
"Telah dibayar lunas dengan segelas susu"
Tertanda, dr. Howard Kelly.
Note :
Cerita ini disadur dari buku pengalaman dr. Howard Kelly dalam perjalanannya melalui Northern Pennsylvania.
Dokter Howard Kelly adalah dokter yang sangat dihormati. Pada thn 1895, ia mendirikan Division of Gynecologi c Oncology di John Hopkins University ¤

Dalam cerita ini, biaya pengobatan yang sangat mahal itu telah dibayar dengan segelas susu. Sungguh cerita yang sangat luar biasa indah. It’s beyond words.



Dalam Buddhisme, ini adalah rantaian sebab dan akibat, setiap kejadian adalah karena hubungan karma di masa lalu. Ketika anda ditolong oleh seseorang dalam bentuk apapun, bahkan ketika anda diselamatkan dari kematian, ingatlah bahwa di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya, anda telah memberinya “segelas susu”, dan sekarang ia mengembalikan “segelas susu” yang pernah anda berikan, bila anda merasa sangat berhutang budi dengan seseorang itu, silahkan anda memberinya “segelas susu” lagi dikemudian hari.


Note : Buat yang memiliki dilema "Menikah untuk membalas budi"
 "Segelas susu" dibayar dengan "Segelas susu". Hutang Budi dibayar dengan Budi baik. Hutang Budi tidak dapat dilunasi dengan pernikahan, atau pengabdian. Karena ini adalah 2 hal yang sangat berbeda. Bila kebaikan dan ketulusan dapat dilunasi dengan pernikahan, akan ada begitu banyak poligami di dunia ini, dan kita yang tidak suka poligami akan takut untuk berbuat baik atau menolong orang lain.

Mencintai Adalah Pilihan


Bertemu adalah kesempatan…
Mencintai adalah pilihan……
Ketika bertemu seseorang yang membuat kita tertarik, itu bukan pilihan, itu kesempatan…….
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, bahkan dengan segala kekurangannya…. Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan….
Ketika kita memilih bersama seseorang walau apapun yang terjadi, justru di saat kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya, dari pasangan kita, dan tetap memilih untuk mencintainya…. Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan…….
Perasaan “cinta”, “simpatik”, “tertarik”, datang sebagai kesempatan dalam hidup kita..
Tetapi cinta yang dewasa, mencintai dengan komitmen di hadapan Tuhan dan manusia adalah pilihan…
Mungkin kesempatan mempertemukan kita dengan pasangan jiwa kita….. tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, adalah pilihan yang harus kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan dan Manusia.
Kita berada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai.. tetapi untuk BELAJAR mencintai orang yang belum sempurna dengan cara yang sempurna.